Rabu, 22 Januari 2014

“SEJARAH SINGKAT DASI”

            Dasi konon menurut asosiasi aksesosir leher Amerika, punya sejarah panjang yang melilit perkembangannya. Sejak zaman batu pun aksesoris dileher dan dada sudah ada, khususnya untuk pemberi ciri pada kelompok pria dari strata tinggi.
            Malah, pada masa Romawi kuno sudah dipakai kain untuk leher dan tenggorokan untuk melindungi.khususnya oleh para juru bicara. Pada perkembangannya para prajurit Romawi memakainya. Bukti dipakai aksesoris kain  leher tampak pada patung di makam Xian, Cina.
            Aksesoris terkenal lainnya muncul di masa Shakespeare (1564-1616), yakni ruff. Kerah kauk dari kain putih itu bentuknya serupa piringan besar yang melingkari leher. Untuk mempertahankan bentuk ruff  sering dikanji, lambat laun orang merasa ruff  yang bertumpuk-tumpuk hingga mencapai ketebalan beberapa senti meter menyeebabkan iritasi.
            Lahirlah cravat  pada masa pemerintahan Louis XIV tahun 1660-an. Namun. Kroasia lebih tepat dikatakan sebagai tanah asal dasi.
            Ini sesuai penuturan Francoise Chaile dalam buku La Grande Historie de la Cravate (Flamarion Feris 1994).
            “... sekitar tahun 1635, sekita enam ribu prajurit dan ksatria datang ke Paris, yang disewa oleh Louis XIII dan Richelieu. Pakaian tradisional mereka sangat menarik. Sehelai sapu tangan diikatkan dileher mereka  dengan cara khusus. Sapu atngan itu terbuat dari berbagai kain dari yang serupa seragam, katun halus, dan kain sutera. Gaya unik ini segera maneaklukan Prancis. Apalagi  gaya ini lebih praktis daripada kerah kaku. Sapu tangan Cuma diikat dengan ujung-ujungnya diniarkan lepas. Maka sapu tangan itu disebut cravat yang artinya adalah penduduk dari Kroasia.
            Sebagaimana aksesoris di zaman batu, keindahan cravat  dan car mengingatnya itu menunjukan kelas sosialnya. Konon Beau Brummell (1778-1840), yang banyak memngaaruhi perkembangna mode perlu waktu berjam-jam untuk mengikat  cravat nya.
            Bnayak buku tentang cara mengikat cravat diterbitkan salah satunya menampilkan 32 cara, meski kenyataannya ada lebih dari 108 cara yang resmi dikenal saat itu. Begitupun ada cara orang yang ingin mengekspresikan lepribadaian mereka dengan kreasi sendiri.
            Selanjutnya muncul adab mengenai cravat. Seseorang pantang menyentuh cravat milik orang lain. Kalau terjadi hal itu dapat berkibat fatal yakni duel.
            Bahkan thayul pun berkemabng seputar cravat. Konon saat napoleon mengenai cravat warna hitam yang dililitkan dua kali ke leher, ia selalu menang perang, celakanya disaat terjun di Waterloo ia memakai cravat warna putih. Akibatnya iapun jatuh kalah.
            Tahun 1860 cravat dengan ujung panjang mulai menyerupai aksesoris leher modern alias dasi. Ketika mncul kemeja model berkerah, dasi disimpulkan di bawah dagu. Ujung panjangnya teruntai di depan kemeja. Sementara dasi kupu-pupu baru populer pada tahu 1890-an. Dengan kemajuan teknologi, kini dasi jadi makin beragam warna, desain, dam teksturnya. Alhasil, lebih dari 100 juta dasi menyerbu gerai setiap tahun. (dari berbagai sumber).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar