Masih adakah pemimpin negeri ini yang mengerti apa
itu amanat penderitraan rakyat?
Sebuah pertanyaan yang wajib ditanyakan pada kondisi
saat ini di negara ini.
Dewasa
ini negeri ini bukan bertambah baik malah bertambah hancur hampir di semua lini
porak-poranda oleh para pejabat yang tidak layak untuk jadi pejabat, para
intelek yang mengaku-ngkau intelek dengan berbagai titel yang dimiliki tapi
tidak mengerti fungsinya. Sungguh miris melihat keadaan negeri ini kapankah
negeri ini akan merasakan yang namanya kemerdekaan yang sebenarnya, mungkin
hanya mimpi jika keadaan yang seperti ini tidak dapat dirubah oleh bangsa ini
sendiri. sebaikanya malu pada para pahlawan yang rela berkorban segala-galanya
untuk memerdekakan negara ini dari pada penjajahan bangsa asing. Entah harus
berapa juta kali peringatan peraturan yang dibuat untuk memenjarakan para
penghisap darah manusia Indonesia ini namun, yah lagi-lagi semua peraturan yang
dibuat hanya untuk kepentingan segelintir orang yang menguasai senayan sana,
tidak banyak orang intelek di negeri ini yang mengerti fungsinya sendiri sebagai
kepanjangan tangan rakyat Indonesia mereka memiliki pengertian lain mungkin
mengenai hal ini yakni kepanjangna tangan rakyat dalam hal mencuri, mengambil,
merampas, merampok hak rakyat.
Semakin
banyak dari para penguasa ynag bertindak semena-mena dalam menjalankan
pemerintahan ini. Mereka jadikan amanah yang diberikan pada mereka sebagai ladang
untuk mencari uang, sebagai untuk mencari popularitas semata, dan kelas sosial
dimasyarakat. bahkan banyak dari para wakil rakyat yang tidak memiliki
kemampuan malah ikut-ikutan nimbrung merongrong pemerintahan kerja mereka hanya
tidur ketika sidang. Mereka hanya asik dengan dunianya sendiri ketika sidang
berlangsung dan sosoan untuk berkomentar ketika diwawancarai oleh para wartawan
so berilmu, so tahu, pokokonya banyak soso lain yang coba mereka perlihatakan
pada publik. Bahkan, tidak sedikit dari kelompok mereka yang hanya diam membisu
selama menjadi anggota dewan, sungguh miris melihat keadaan ini. Pribadi kami
sebagai sebagai rakyat yang mungkin mereka pikir kami sebagai “idol of cave”
sesuai dengan teori yang dimunculkan oleh Francis Bacon. Sungguhpun hal
demikian itu adalah hal yang sangat-sangat harus dihindari oleh rakyat
Indonesia masa sekarang ini. Mungkin mereka menganggap dirinya adalah “idol of
human race” yang merasa memiliki segala macam kekuatan yang besar untuk
menguasai kami rakyat Indonesia, tapi kami bukan rakyat yang bodoh yang mau
begitu saja dan mudah untuk dibohongi oleh segala bualan bualan mereka. Mari
kita sebagai warga negara yang memiliki hak yang sama dihadapan hukum dan Allah
kita berpikirlah dewasa melihat segala macam fenomena yang ada dihadapan kita
saat ini janganlah kita melihat dari satu arah saja kita harus melihat dari
berbagai arah yang ada sehingga kita mengerti dan paham segala macam persoalan
yang dihadapai oleh negara tercinta kita ini. Sekali lagi ditegaskan bahwa kita
adalah rakyat yang cerdas dan mengerti akan fungsi dan kewajiban kita terhadap
bangsa dan negara.
Kita
bukan penghuni goa yang hanya memandang pada satu arah saja dan tidak tahu dan
mengerti arah lain yang seharusnya diketahui dan difahami. Berjuta jeritan
terlontar dari berjuta pula penduduk Indonesia ini, Tapi adakah yang didengar?.
Mungkin iya mungkin juga tidak. Berpuluh tahun kita tersandera oleh rezim orde
baru yang menghancurkan segala lini dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang
hanya meninggalkan borok yang hingga sekarang belum bisa terobati bahkan mulai
menjalar kembali dan tambah melebar karena dengan berbagai macam persoalan yang
menjerat, yah mau tidak mau serupa dengan yang terjadi pada masa Orde Baru.
Hari
ini detik ini kita sudah berada pada era yang biasa disebut dengan Era Reformasi
yang diharapkan akan merubah segalanya. Tapi, melihat kenyataan saat ini sangat
jauh sekali dengan harapan para Mahasiswa yang dulu ikut meruntuhkan penguasa
yang berkuasa yang lazim disebut dengan angkatan 98. Tapi, satu hal yang sangat
ironis adalah mereka menjadi pionir perubahan era atau masa kepemimpinan di
Indonesia itu justru sekarang menjadi para penghancur negeri ini. Sungguh sangat
ironis sekali melihat hal yang demikian itu. Dimanakah rasa patriotisme mereka
apakah sudah terkikis seraya berjalannya waktu atau sudah tergadaikan atau
bahkan dijual oleh mereka demi mendapatkan apa sudah mereka miliki saat ini. Atau
mungkin saja kepala mereka terbentur aspal jalan yang sangat keras sehingga sebagaian
isi kepala mereka keluar dan hal itu yang menyebabkan mereka lupa apa yang
telah mereka perjuangkan dulu.
Pemerintah
saat ini lebih mngedepankan pencitraan ketimbang rakyat hal itu lah yang bisa
kita saksikan bersama. Bukan maksud saya berpikir atau berpandangan apatis
terhadap pemerintah saat ini tapi itulah kenyataan yang memang harus kita
terima bersama sebagai Warga Negara Indonesia. Kita yang tahu masalah yang ada
di lapangan bukan pemerintah yang hanya berbicara tapi tidak perduli dengang
kondisi di lapangan. Bukan hitam diatas kertas yang kami inginkan tapi bukti
nyata yang kami butuhkan. Satu saja yang harus mereka pertimbangkan jika ingin menjadi wakil rakyat
mengertilah apa itu amanat penderitaan rakyat sehingga mereka tidak akan keluar
jalur dan mengerti apa yang harus dilakukan ketika terpilih nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar